Sejarah Berdirinya Ju-jitsu
Jika
dilihat dari sejarah perkembangan beladiri di dunia. Maka pada mula
pertama cara perkelahian yang dilakukan oleh manusia dahulu kala masih
primitif, tidak mengenal aturan-aturan teknik sama sekali. Karena tujuan
akhir dari cara berkelahi dari jaman primitif itu adalah mengalahkan
lawan dengan segala cara agar lawan dapat dikuasai atau dibunuh.
Cara berkelahi primitif itu dari jaman ke jaman berangsur-angsur berubah karena dipengaruhi oleh :
1. Kebudayaan manusia.
2. Letak geografi negara.
3. Kepandaian dari manusia.
Dari tahun ke tahun bentuk perkelahian itu berkembang sehingga tiap-tiap bentuk perkelahian itu makin lama makin sempurna dan akhirnya mempunyai metode/cara yang teratur sistematis untuk dipelajari.
Menurut catatan literatur kuno di Jepang cara berkelahi yang tertua adalah SUMO atau gulat Jepang. Teknik-teknik membanting dalam Ju-jitsu, karena secara umum teknik membanting dalam Sumo dipakai juga dalam Ju-jitsu.
Pada tahun 230 BC, di Jepang yaitu pada saat pemerintahan Kaisar Suinin telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan kepada pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit (menjepit) tubuh lawan, hal tersebut menunjukkan awal dari timbulnya teknik kuncian, walaupun masih dalam bentuk sederhana yaitu menindih.
Selanjutnya teknik membanting, mengunci, menendang, memukul, menangkis, itu berkembang terus dari tahun ke tahundi negeri Jepang, tetapi saat itu teknik berkelahi Ju-jitsu hanya dipelajari secara tertutup dan fanatik di kalangan masing-masing marga atau suku. Ketertutupan dan kerahasiaan cara belajar teknik Ju-jitsu itu baru dapat diketahui untuk dipelajari secara terbuka pada saat jaman pemerintahan Pangeran Teijun tahun 850 – 880, dimana pada tahun-tahun tersebut telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-jitsu tetapi khusus hanya boleh dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Menurut cerita legenda sekitar tahun 1300 dikenal seorang tokoh Ju-jitsu di Jepang bernama AKIYAMA, yang telah menciptakan teknik-teknik berkelahi yang hebat dan lebih maju bila dibandingkan dengan beladiri yang ada di Jepang saat itu. Sehingga tahun 1300 tersebut dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-jitsu, walaupun sebenarnya teknik-teknik Ju-jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC.
Pada jaman Meiji Restorasi tahun 1868 Ju-jitsu tumbuh dan berkembang dengan pesat di Jepang dan jaman tersebut boleh dikatakan jaman keemasan dan kejayaan Ju-jitsu. Sekolah-sekolah Ju-jitsu didirikan, yang paling terkenal adalah sekolah Ju-jitsu pada saat itu adalah TAKENOUCHI-RYU, SEKIGUCHI-RYU, YAGYU-RYU, YOSHIN-RYU dimana sekolah-sekolah Ju-jitsu tersebut kemudian dipakai sebagai nama aliran dari masing-masing perkumpulan Ju-Jitsu.
Disamping kesembilan sekolah Ju-Jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah Ju-jitsu yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda tiap-tiap sekolah.
Akhirnya dari sekolah-sekolah/aliran-aliran Ju-Jitsu yang ada itu membentuk wujud baru dan melahirkan beladiri yang baru, sebagai contoh beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu adalah JUDO, AIKIDO, HAPKIDO. Walaupun banyak beladiri baru yang berasal dari Ju-Jitsu, Walaupun banyak beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu, tetapi masih banyak teknik-teknik Ju-Jitsu yang tidak ada/ tidak dimiliki oleh beladiri tersebut, misalnya teknik-teknik bantingan yang dianggap berbahaya, teknik penggunaan pukulan tenaga dalam, teknik memainkan tongkat, pedang, senjata pisau lempar, rantai atau ikat pinggang , tongkat yaware dan teknik tendangan-tendangan terbang loncat ke udara
. Untuk mengetahui kemampuan dan tingkat keahlian seorang siswa Ju-Jitsu yang berlatih formal dalam suatu perguruan Ju-Jitsu dinyatakan dengan ikat pinggang yang dipakai oleh siswa Ju-Jitsu tersebut.
Cara berkelahi primitif itu dari jaman ke jaman berangsur-angsur berubah karena dipengaruhi oleh :
1. Kebudayaan manusia.
2. Letak geografi negara.
3. Kepandaian dari manusia.
Dari tahun ke tahun bentuk perkelahian itu berkembang sehingga tiap-tiap bentuk perkelahian itu makin lama makin sempurna dan akhirnya mempunyai metode/cara yang teratur sistematis untuk dipelajari.
Menurut catatan literatur kuno di Jepang cara berkelahi yang tertua adalah SUMO atau gulat Jepang. Teknik-teknik membanting dalam Ju-jitsu, karena secara umum teknik membanting dalam Sumo dipakai juga dalam Ju-jitsu.
Pada tahun 230 BC, di Jepang yaitu pada saat pemerintahan Kaisar Suinin telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan kepada pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit (menjepit) tubuh lawan, hal tersebut menunjukkan awal dari timbulnya teknik kuncian, walaupun masih dalam bentuk sederhana yaitu menindih.
Selanjutnya teknik membanting, mengunci, menendang, memukul, menangkis, itu berkembang terus dari tahun ke tahundi negeri Jepang, tetapi saat itu teknik berkelahi Ju-jitsu hanya dipelajari secara tertutup dan fanatik di kalangan masing-masing marga atau suku. Ketertutupan dan kerahasiaan cara belajar teknik Ju-jitsu itu baru dapat diketahui untuk dipelajari secara terbuka pada saat jaman pemerintahan Pangeran Teijun tahun 850 – 880, dimana pada tahun-tahun tersebut telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-jitsu tetapi khusus hanya boleh dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Menurut cerita legenda sekitar tahun 1300 dikenal seorang tokoh Ju-jitsu di Jepang bernama AKIYAMA, yang telah menciptakan teknik-teknik berkelahi yang hebat dan lebih maju bila dibandingkan dengan beladiri yang ada di Jepang saat itu. Sehingga tahun 1300 tersebut dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-jitsu, walaupun sebenarnya teknik-teknik Ju-jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC.
Pada jaman Meiji Restorasi tahun 1868 Ju-jitsu tumbuh dan berkembang dengan pesat di Jepang dan jaman tersebut boleh dikatakan jaman keemasan dan kejayaan Ju-jitsu. Sekolah-sekolah Ju-jitsu didirikan, yang paling terkenal adalah sekolah Ju-jitsu pada saat itu adalah TAKENOUCHI-RYU, SEKIGUCHI-RYU, YAGYU-RYU, YOSHIN-RYU dimana sekolah-sekolah Ju-jitsu tersebut kemudian dipakai sebagai nama aliran dari masing-masing perkumpulan Ju-Jitsu.
Disamping kesembilan sekolah Ju-Jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah Ju-jitsu yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda tiap-tiap sekolah.
Akhirnya dari sekolah-sekolah/aliran-aliran Ju-Jitsu yang ada itu membentuk wujud baru dan melahirkan beladiri yang baru, sebagai contoh beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu adalah JUDO, AIKIDO, HAPKIDO. Walaupun banyak beladiri baru yang berasal dari Ju-Jitsu, Walaupun banyak beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu, tetapi masih banyak teknik-teknik Ju-Jitsu yang tidak ada/ tidak dimiliki oleh beladiri tersebut, misalnya teknik-teknik bantingan yang dianggap berbahaya, teknik penggunaan pukulan tenaga dalam, teknik memainkan tongkat, pedang, senjata pisau lempar, rantai atau ikat pinggang , tongkat yaware dan teknik tendangan-tendangan terbang loncat ke udara
. Untuk mengetahui kemampuan dan tingkat keahlian seorang siswa Ju-Jitsu yang berlatih formal dalam suatu perguruan Ju-Jitsu dinyatakan dengan ikat pinggang yang dipakai oleh siswa Ju-Jitsu tersebut.
JU-JITSU SEBAGAI INDUK BELADIRI JUDO, AIKIDO, HAPKIDO
Menurut catatan sejarah dan literature kuno, Ju-Jitsu merupakan suatu beladiri berasal dari Jepang yang amat tua sekali umurnya, bila dibandingkan dengan beladiri Judo, Aikido, Hapkido, dan Karate.
Pada sekitar tahun 1300 Ju-Jitsu sudah jadi suatu beladiri yang popular di Jepang, walaupun masih dipelajari dikalangan terbatas.
Jaman Meiji Restorasi di Jepang merupakan jaman perkembangan Ju-Jitsu yang pesat dan saat itu banyak berdiri sekolah-sekolah Ju-Jitsu. Ditengah-tengah masa kejayaan beladiri Ju-Jitsu tersebutlah muncul seorang pemuda Jepang bernama JIGORO KANO, yang tekun mempelajari teknik-teknik Ju-Jitsu dari dua macam aliran.
Setelah Jigoro Kano pandai dalam teknik-teknik Ju-Jitsu aliran KITO-RYU dan TENSHIN-SINYO-RYU, diciptakanlah suatu bentuk beladiri baru pada tahun 1882 yang menitik beratkan pada inti gerakan membanting dan mengunci, dan beladiri baru tersebut dinamakan JUDO.
Pada tahun 1901 muncul lagi seorang pemuda Jepang yang berbakat bernama MOREHEI UYESHIBA yang dengan tekun mempelajari teknik-teknik Ju-Jitsu aliran KITO-RYU, DAITO-RYU, dan SHINKAGE-RYU. Dari ketiga aliran tersebut Morehei Uyeshiba menciptakan suatu beladiri baru, yang ia namakan AIKIDO, pada tahun 1925.
Beladiri Aikido menitik beratkan pada gerakan membanting dan mengunci, tapi gerakannya lebih halus dari pada Judo.
Hampir bersamaan dengan waktu pemuda Morehei belajar Ju-Jitsu, seorang pemuda lain bernama YANG SHUL CHOI dari Korea datang belajar Ju-Jitsu dari aliran DAITO-RYU, ia pun pulang ke Korea kembali setelah pandai dan menguasai aliran tersebut.
Dan setelah itu YANG SHUL CHOI berinisiatif untuk menggabungkan Ju-Jitsu DAITO-RYU dengan beladiri asli Korea yang bernama TANG-SO-DO. Dan lahirlah beladiri baru bernama HAPKIDO yang berasal dari penggabungan tersebut, pada tahun 1945 sebagai pendirinya Yang Shul Choi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar