Minggu, 12 Oktober 2014

terbentuk nya pelangi

Proses Terjadinya Pelangi



Pernahkah Anda melihat pelangi? Indah bukan ?


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu.


Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.


Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
Bagaimana Matahari Terbentuk?. Matahari adalah salah satu bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matanri merupakan sumber kehidupan makhluk hidup di bumi. Tanpa matahari tumbuhan hijau tidak akan dapat membuat makanan, sehingga para konsumen, terutama manusia akan mati kelaparan. Kecuali jika kita menemukan sumber makanan the Sun alternatif yang bebas dari pengaruh cahaya matahari secara murni 100%, selain jamur. Karena meskipun jamur marupakan sumber pangan yang mengandung protein tinggi, tetapi jika harus memakannya sebagai makanan pokok… wueeek… enek juga kan lama-lama.. :)
Matahari terbentuk sebelum bumi. Itulah yang di terangkan oleh ahli science dan astronmi. Para astronom berpikir bahwa Matahari terbentuk dari awan raksasa yang berputar perlahan-lahan, sekitar lima ribu juta tahun yang lalu. Pendapat itu di peroleh setelah mempelajari peluruhan radioaktif dari unsur-unsur tertentu dalam batuan geologi. Batuan tertua yang di temukan di bumi berusia antara 3-4 ribu juta tahun. Usia batuan bumi tersebut ternyata lebih mudah daripada meteorit tertua yang di temukan di bumi yang berusia sekita 4,5 ribu juta tahun.
Tidak ada seorangpun ilmuwan yang dapat membuktikan secara pasti bagaimana matahari terbentuk. Tetapi ada banyak penjelasan dan teori yang di cetuskan oleh para ilmuwan tentang bagaimana asal mula terbentuknya matahari. Terbentuknya matahari selalu di kaitkan dengan terbentuknya alam semesta. Teori yang paling banyak pendukungnya adalah teori big bang. Setelah terjadi ledakan besar, alam semesta terisi oleh material yang berupa gas dan debu. Gas tersebut merupakan unsur-unsur sangat ringan seperti hidrogen, helium dan litium. Gelombang energi yang terlepas saat terjadi supernova, membuat gas dan debu tersebut berputar. Putaran itu menciptakan gaya gravitasi yang membuat material tersebut saling melekat satu sama lain sehingga terbentuk padatan yang solid yang disebut protosun. Sedangkan material yang tidak tertarik oleh gaya gravitasi terlempar keluar dan berputar membentuk protosun-protosun yang lain.
Karena terus berotasi, materi di bagian dalam padatan solid yang terbentuk menjadi sangat panas sehingga molekulnya saling bertabrakan. Tabrakan antar molekul ini menyebabkan terjadinya reaksi fusi pada hidrogen. Saat itulah padatan tersebut berubah menjadi bintang muda yang kemudian di sebut matahari. Di alam semesta ini terdapat banyak sekali bintang. Menurut penelitian para ahli, bintang jarang sekali terbentuk secara sendiri-sendiri. Biasanya mereka terbentuk secara bersamaan dari satu awan besar yang berisi debu dan gas. Tetapi karena bintang-bintang terus berputar, baik secara berlawanan, maupun searah, maka jarak mereka menjadi saling berjauhan ataupun saliang berdekatan. Yang berdekatan, pada suatu masa akan saling bertabrakan sehingga menimbulkan energi supernova baru yang merangsang terbentuknya bintang ataupun tata surya baru. 
Menurut para ahli, proses terbentuknya matahari ini dari sejak berupa material angkasa yang berupa debu dan gas hingga menjadi protosun lalu berubah menjadi matahari di perlukan waktu lebih dari 100 ribu tahun. Setelah bersinar lebih dari 5 ribu juta tahun, beberapa juta tahunlagi  dari sekarang, hidrogen dalam matahari akan habis, dan bintang tersebut akan membengkak menjadi raksasa merah dengan radius yang semakin meluas hingga mencapai orbit Bumi. Helium pada intinya juga akan terkonsumsi habis. Matahari tidak akan pernah cukup panas untuk membakar oksigen dan karbon yang tertinggal, sehingga matahari akan ‘mati’ dan menjadi white dwarf.
- See more at: http://www.jeplax.com/2014/01/bagaimana-matahari-terbentuk.html#sthash.4rp7AyHF.dpuf
Bagaimana Matahari Terbentuk?. Matahari adalah salah satu bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matanri merupakan sumber kehidupan makhluk hidup di bumi. Tanpa matahari tumbuhan hijau tidak akan dapat membuat makanan, sehingga para konsumen, terutama manusia akan mati kelaparan. Kecuali jika kita menemukan sumber makanan the Sun alternatif yang bebas dari pengaruh cahaya matahari secara murni 100%, selain jamur. Karena meskipun jamur marupakan sumber pangan yang mengandung protein tinggi, tetapi jika harus memakannya sebagai makanan pokok… wueeek… enek juga kan lama-lama.. :)
Matahari terbentuk sebelum bumi. Itulah yang di terangkan oleh ahli science dan astronmi. Para astronom berpikir bahwa Matahari terbentuk dari awan raksasa yang berputar perlahan-lahan, sekitar lima ribu juta tahun yang lalu. Pendapat itu di peroleh setelah mempelajari peluruhan radioaktif dari unsur-unsur tertentu dalam batuan geologi. Batuan tertua yang di temukan di bumi berusia antara 3-4 ribu juta tahun. Usia batuan bumi tersebut ternyata lebih mudah daripada meteorit tertua yang di temukan di bumi yang berusia sekita 4,5 ribu juta tahun.
Tidak ada seorangpun ilmuwan yang dapat membuktikan secara pasti bagaimana matahari terbentuk. Tetapi ada banyak penjelasan dan teori yang di cetuskan oleh para ilmuwan tentang bagaimana asal mula terbentuknya matahari. Terbentuknya matahari selalu di kaitkan dengan terbentuknya alam semesta. Teori yang paling banyak pendukungnya adalah teori big bang. Setelah terjadi ledakan besar, alam semesta terisi oleh material yang berupa gas dan debu. Gas tersebut merupakan unsur-unsur sangat ringan seperti hidrogen, helium dan litium. Gelombang energi yang terlepas saat terjadi supernova, membuat gas dan debu tersebut berputar. Putaran itu menciptakan gaya gravitasi yang membuat material tersebut saling melekat satu sama lain sehingga terbentuk padatan yang solid yang disebut protosun. Sedangkan material yang tidak tertarik oleh gaya gravitasi terlempar keluar dan berputar membentuk protosun-protosun yang lain.
Karena terus berotasi, materi di bagian dalam padatan solid yang terbentuk menjadi sangat panas sehingga molekulnya saling bertabrakan. Tabrakan antar molekul ini menyebabkan terjadinya reaksi fusi pada hidrogen. Saat itulah padatan tersebut berubah menjadi bintang muda yang kemudian di sebut matahari. Di alam semesta ini terdapat banyak sekali bintang. Menurut penelitian para ahli, bintang jarang sekali terbentuk secara sendiri-sendiri. Biasanya mereka terbentuk secara bersamaan dari satu awan besar yang berisi debu dan gas. Tetapi karena bintang-bintang terus berputar, baik secara berlawanan, maupun searah, maka jarak mereka menjadi saling berjauhan ataupun saliang berdekatan. Yang berdekatan, pada suatu masa akan saling bertabrakan sehingga menimbulkan energi supernova baru yang merangsang terbentuknya bintang ataupun tata surya baru. 
Menurut para ahli, proses terbentuknya matahari ini dari sejak berupa material angkasa yang berupa debu dan gas hingga menjadi protosun lalu berubah menjadi matahari di perlukan waktu lebih dari 100 ribu tahun. Setelah bersinar lebih dari 5 ribu juta tahun, beberapa juta tahunlagi  dari sekarang, hidrogen dalam matahari akan habis, dan bintang tersebut akan membengkak menjadi raksasa merah dengan radius yang semakin meluas hingga mencapai orbit Bumi. Helium pada intinya juga akan terkonsumsi habis. Matahari tidak akan pernah cukup panas untuk membakar oksigen dan karbon yang tertinggal, sehingga matahari akan ‘mati’ dan menjadi white dwarf.
- See more at: http://www.jeplax.com/2014/01/bagaimana-matahari-terbentuk.html#sthash.4rp7AyHF.dpuf

Proses Terjadinya Pelangi


Pernahkah Anda melihat pelangi? Indah bukan ?


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu.


Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.





Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

Proses Terjadinya Pelangi


Pernahkah Anda melihat pelangi? Indah bukan ?


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu.


Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.





Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

Proses Terjadinya Pelangi


Pernahkah Anda melihat pelangi? Indah bukan ?


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu.


Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.





Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

Proses Terjadinya Pelangi


Pernahkah Anda melihat pelangi? Indah bukan ?


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu.


Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.





Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

sejarah pencak silat

SEJARAH PSHT

SELAMA MATAHARI MASIH TERBIT DARI TIMUR, SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA SELAMA ITU PULA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE AKAN TETAP JAYA ABADI SELAMANYA
“KI HADJAR HARDJO OETOMO” Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate.
Sejarah Persaudaraan Setia Hati
Pada tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ngabeni Surodiwirjo membentuk persaudaraan yang anggota keluarganya disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut “Djojo Gendilo”
Tahun 1912, Ki Ngabeni Surodiwirjo berhenti bekerja karrena merasa kecewa disebabkan seringkali atasannya tidak menepati janji. Selain itu suasana mulai tidak menyenangkan karena pemeintah Hindia Belanda menaruh curiga; mengingat beliau pernah melempar seorang pelaut Belanda ke sungai dan beliau telah membentuk perkumpulan pencak silat sebagai alat pembela diri, ditambah pula beliau adalah seorang pemberani, Pemerintah Hindia Belanda mulai kwatir, beliau akan mampu membentuk kekuatan bangsa Indonesia dan menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau pergi ke Tegal.
Tahun 1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta Api Madiun. Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah dibentuk di Surabaya, yaitu “Sedulur Tunggal Ketjer”, hanya pencak silatnya sekarang disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo”. Sedangkan pada tahun 1917, nama – nama tersebut disesuaikan denngan keadaan zaman diganti menjadi nama “Perssaudaan Setia Hati”
Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Salah satu murud Ki Ngabehi Surodiwirjo yang militan dan cukup tangguh, yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu organisasi untuk mengatur dan menertibkan personil maupun materi pelajaran Setia Hati, untuk itu beliau meohon doa restu kepada Ki Ngabehi Surodiwirjo. Ki Ngabehi Surodiwirjo memberi doa restu atas maksud tersebut., karena menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas dan kewajiban anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan ilmu SH”. Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar Hardjo Oetomo agar jangan memakai nama SH dahulu.
Setelah mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak Silat Club (P. S. C).
Karena Ki hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang diajarkan adalah ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg mengembangkan ilmu SH dengan memakai nama lain, bukan nama SH. Kembali beliau menghadap Ki Ngabehi Surodiwirjo menyampaikan uneg – unegnya tersebut dan sekalian mohon untuk diperkenankan memakai nama SH dalam perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo maksud beliau direstui, dengan pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya. Maka Pencak Silat Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan nama “SETIA HATI MUDA” (S. H. M).
Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan
Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi Oetomo dan lain – lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya adalah menamakan suatu sikap hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang lain dan tidak mau ditindas oleh orang lain”. Walaupun pada waktu itu setiap mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena apabila ada patroli Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar sikap hidup tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar – pendekar bangsa yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda. Dibandingkan keadaan latihan masa lalu yang berbeda dengan keadaan latihan saat ini, seharusnya murid – murid SH lebih baik mutu dan segalanya dari pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak terjang murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup membahayakan, maka Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo bersama beberapa orang muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul. Pembuangan Ki Hadjar Hadjo Oetomo ke Digul berlangsung sampai dua kali, karena tidak jera – jeranya beliau mengobarkan semangat perlawanan menentang penjajah.
Selain membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia Belanda yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir SH Muda dengan menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah; Merah disini maksudnya adalah Komunis. Dengan demikian pemerintah Belanda berusaha menyudutkan SH dengan harapan SH ditakuti dan dibenci oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi sikap penjajah Belanda yang memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka Ki Hadjar Hardjo Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia Hati Terate” hingga sampai sekarang ini.
Melihat jasa – jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut, maka pemerintah Indonesia mengakui beliau sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” , dan memberikan uang pensiun setiap bulan sebesar Rp. 50.000,00 yang diterimakan kepada isteri beliau semasa masih hidup.
Setelah meninggal dunia, beliau dimakamkan di makam “Pilangbango”, yang terlatak di sebelah Timur Kotamadya Madiun, dari Terminal Madiun menuju ke arah Timur. Beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu seorang putri yang diperisteri oleh bapak Gunawan, dan Seorang putra yang bernama bapak “Harsono” sekarang berkediaman di jalan Pemuda no. 17 Surabaya. Ibu Hardjo Oetomo meninggal pada bulan September 1986 di tempat kediamannya, di desa Pilangbango Madiun.
Rumah beliau, oleh Bapak Harsono dihibahkan kepada Persaudaraan Setia Hati Terate pada akhir tahun 1987 dengan harga Rp. 12,5 juta. Rencana Pengurus Pusat, bekas rumah kediaman pendiri Persaudaraan SH Terate tersebut akan dipugar menjadi “Museum SH Terate” agar generasi penerus bisa menyaksikan peninggalan pendahulu – pendahulu kita sejak berdiri sampai dengan perkembangannya saat ini.
Akhir kata, sebelum kita menutup bacaan ini  sebagai rasa hormat dan rasa kasih kita terhadap beliau berdua,  marilah kita berdoa dalam bahasa kita masing – masing.

sejarah bela diri jujit-zu


Sejarah Berdirinya Ju-jitsu

Jika dilihat dari sejarah perkembangan beladiri di dunia. Maka pada mula pertama cara perkelahian yang dilakukan oleh manusia dahulu kala masih primitif, tidak mengenal aturan-aturan teknik sama sekali. Karena tujuan akhir dari cara berkelahi dari jaman primitif itu adalah mengalahkan lawan dengan segala cara agar lawan dapat dikuasai atau dibunuh.
Cara berkelahi primitif itu dari jaman ke jaman berangsur-angsur berubah karena dipengaruhi oleh :
1. Kebudayaan manusia.
2. Letak geografi negara.
3. Kepandaian dari manusia.
Dari tahun ke tahun bentuk perkelahian itu berkembang sehingga tiap-tiap bentuk perkelahian itu makin lama makin sempurna dan akhirnya mempunyai metode/cara yang teratur sistematis untuk dipelajari.
Menurut catatan literatur kuno di Jepang cara berkelahi yang tertua adalah SUMO atau gulat Jepang. Teknik-teknik membanting dalam Ju-jitsu, karena secara umum teknik membanting dalam Sumo dipakai juga dalam Ju-jitsu.
Pada tahun 230 BC, di Jepang yaitu pada saat pemerintahan Kaisar Suinin telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan kepada pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit (menjepit) tubuh lawan, hal tersebut menunjukkan awal dari timbulnya teknik kuncian, walaupun masih dalam bentuk sederhana yaitu menindih.
Selanjutnya teknik membanting, mengunci, menendang, memukul, menangkis, itu berkembang terus dari tahun ke tahundi negeri Jepang, tetapi saat itu teknik berkelahi Ju-jitsu hanya dipelajari secara tertutup dan fanatik di kalangan masing-masing marga atau suku. Ketertutupan dan kerahasiaan cara belajar teknik Ju-jitsu itu baru dapat diketahui untuk dipelajari secara terbuka pada saat jaman pemerintahan Pangeran Teijun tahun 850 – 880, dimana pada tahun-tahun tersebut telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-jitsu tetapi khusus hanya boleh dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Menurut cerita legenda sekitar tahun 1300 dikenal seorang tokoh Ju-jitsu di Jepang bernama AKIYAMA, yang telah menciptakan teknik-teknik berkelahi yang hebat dan lebih maju bila dibandingkan dengan beladiri yang ada di Jepang saat itu. Sehingga tahun 1300 tersebut dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-jitsu, walaupun sebenarnya teknik-teknik Ju-jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC.
Pada jaman Meiji Restorasi tahun 1868 Ju-jitsu tumbuh dan berkembang dengan pesat di Jepang dan jaman tersebut boleh dikatakan jaman keemasan dan kejayaan Ju-jitsu. Sekolah-sekolah Ju-jitsu didirikan, yang paling terkenal adalah sekolah Ju-jitsu pada saat itu adalah TAKENOUCHI-RYU, SEKIGUCHI-RYU, YAGYU-RYU, YOSHIN-RYU dimana sekolah-sekolah Ju-jitsu tersebut kemudian dipakai sebagai nama aliran dari masing-masing perkumpulan Ju-Jitsu.
Disamping kesembilan sekolah Ju-Jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah Ju-jitsu yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda tiap-tiap sekolah.
Akhirnya dari sekolah-sekolah/aliran-aliran Ju-Jitsu yang ada itu membentuk wujud baru dan melahirkan beladiri yang baru, sebagai contoh beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu adalah JUDO, AIKIDO, HAPKIDO. Walaupun banyak beladiri baru yang berasal dari Ju-Jitsu, Walaupun banyak beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu, tetapi masih banyak teknik-teknik Ju-Jitsu yang tidak ada/ tidak dimiliki oleh beladiri tersebut, misalnya teknik-teknik bantingan yang dianggap berbahaya, teknik penggunaan pukulan tenaga dalam, teknik memainkan tongkat, pedang, senjata pisau lempar, rantai atau ikat pinggang , tongkat yaware dan teknik tendangan-tendangan terbang loncat ke udara
. Untuk mengetahui kemampuan dan tingkat keahlian seorang siswa Ju-Jitsu yang berlatih formal dalam suatu perguruan Ju-Jitsu dinyatakan dengan ikat pinggang yang dipakai oleh siswa Ju-Jitsu tersebut.


JU-JITSU SEBAGAI INDUK BELADIRI JUDO, AIKIDO, HAPKIDO

Menurut catatan sejarah dan literature kuno, Ju-Jitsu merupakan suatu beladiri berasal dari Jepang yang amat tua sekali umurnya, bila dibandingkan dengan beladiri Judo, Aikido, Hapkido, dan Karate.
Pada sekitar tahun 1300 Ju-Jitsu sudah jadi suatu beladiri yang popular di Jepang, walaupun masih dipelajari dikalangan terbatas.
Jaman Meiji Restorasi di Jepang merupakan jaman perkembangan Ju-Jitsu yang pesat dan saat itu banyak berdiri sekolah-sekolah Ju-Jitsu. Ditengah-tengah masa kejayaan beladiri Ju-Jitsu tersebutlah muncul seorang pemuda Jepang bernama JIGORO KANO, yang tekun mempelajari teknik-teknik Ju-Jitsu dari dua macam aliran.
Setelah Jigoro Kano pandai dalam teknik-teknik Ju-Jitsu aliran KITO-RYU dan TENSHIN-SINYO-RYU, diciptakanlah suatu bentuk beladiri baru pada tahun 1882 yang menitik beratkan pada inti gerakan membanting dan mengunci, dan beladiri baru tersebut dinamakan JUDO.
Pada tahun 1901 muncul lagi seorang pemuda Jepang yang berbakat bernama MOREHEI UYESHIBA yang dengan tekun mempelajari teknik-teknik Ju-Jitsu aliran KITO-RYU, DAITO-RYU, dan SHINKAGE-RYU. Dari ketiga aliran tersebut Morehei Uyeshiba menciptakan suatu beladiri baru, yang ia namakan AIKIDO, pada tahun 1925.
Beladiri Aikido menitik beratkan pada gerakan membanting dan mengunci, tapi gerakannya lebih halus dari pada Judo.
Hampir bersamaan dengan waktu pemuda Morehei belajar Ju-Jitsu, seorang pemuda lain bernama YANG SHUL CHOI dari Korea datang belajar Ju-Jitsu dari aliran DAITO-RYU, ia pun pulang ke Korea kembali setelah pandai dan menguasai aliran tersebut.
Dan setelah itu YANG SHUL CHOI berinisiatif untuk menggabungkan Ju-Jitsu DAITO-RYU dengan beladiri asli Korea yang bernama TANG-SO-DO. Dan lahirlah beladiri baru bernama HAPKIDO yang berasal dari penggabungan tersebut, pada tahun 1945 sebagai pendirinya Yang Shul Choi.

sejarah kota nganjuk


Sejarah Singkat Kabupaten Nganjuk
Dari berbagai sumber sejarah diketahui bahwa, disekitar tahun 929 M, di Nganjuk, tepatnya di Desa Candirejo Kecamatan Loceret, telah terjadi pertempuran hebat antara prajurit Pu Sendok, yang pada waktu itu bergelar Mahamantri I Hino (Panglima Perang) melawan bala tentara Kerajaan Melayu/Sriwijaya.
Sebelumnya pada setiap pertempuran, mulai dari pesisir Jawa sebelah barat hingga Jawa Tengah kemenangan senantiasa ada dipihak bala tentara Melayu. Kemudian pada pertempuran berikutnya, di daerah Nganjuk, bala prajurit Pu Sendok memperoleh kemenangan yang gilang gemilang. Kemenangan ini tidak lain karena Pu Sendok mendapat dukungan penuh dari rakyat desa-desa sekitarnya. Berkat keberhasilan dalam pertempuran tersebut, Pu Sendok dinobatkan menjadi Raja dengan gelar Sri Maharaja Pu Sendok Sri Isanawikrama Dharmatunggadewa.
Kurang lebih delapan tahun kemudian, Sri Maharaja Pu Sendok tergugah hatinya untuk mendirikan sebuah tugu kemenangan atau Jayastamba dan sebuah Candi atau Jayamerta. Dan terhadap masyarakat desa sekitar candi, karena jasa- jasanya didalam membantu
pertempuran, oleh Pu Sendok diberi hadiah sebagai desa perdikan atau desa bebas pajak dengan status sima swatantra :ANJUK LADANG”. Anjuk berarti tinggi, atau dalam arti simbolis adalah : mendapat kemenangan yang gilang gemilang; Ladang berarti tanah atau daratan. Sejalan dengan perkembangan zaman kemudian berkembang menjadi daerah yang lebih luas dan tidak hanya seke­dar sebagai sebuah desa.
Sedangkan perubahan kata “ANJUK” menjadi Nganjuk, karena proses bahasa, atau merupakan hasil proses perubahan morfhologi bahasa, yang menjadi ciri khas dan struktural bahasa Jawa. Perubahan kata dalam bahasa Jawa ini terjadi karena : gejala usia tua dan gejala informalisasi, disamping adanya kebiasaan menambah konsonan sengau “NG” (nasalering) pada lingga kata yang diawali dengan suara vokal, yang menunjukkan tempat. Hal demikian inilah yang merubah kata “ANJUK” menjadi “NGANJUK”.
Berdasarkan penelitian L.C Damais, angka tahun yang tertera pada prasasti Candi Lor adalah tanggal 12 bulan Caitra tahun 859 Caka atau bertepatan dengan tanggal 10 April 937 M. Kalimat yang menunjuk angka tahun tersebut berbunyi : “SWASTI QAKAWARSATITA 859 CAITRAMASA TITHI DWADASIKRSNAPAKSA”. Yang jika diterjemahkan, kurang lebih berbunyi : Selamat Tahun Saka telah berjalan 859 Tahun Pertengahan pertama bulan Caitra tanggal 12″.
Berdasarkan kajian dan analisis sejarah inilah, maka tanggal 10 April 937 M disepakati sebagai hari Jadi Nganjuk, selanjutnya dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor : 495 Tahun 1993 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Nganjuk.

Kejuaran motor drag...!!!
Memacu motor dengan kecepatan tinggi dalam waktu yang singkat menjadi tantangan tersendiri, untuk dapat memacu motor dengan kecepatan tinggi dibutuhkan ketepatan perhitungan pengemudinya, tidak hanya ketangguhan motor. Kejuaraan motor drag merupakan ajang yang tepat untuk menyalurkan hobby balapan yang seperti ini. Selain mengasah kemampuan dan naluri berkendara, dengan mengikuti kejuaraan ini juga bisa mendapatkan pengalaman yang berharga.
Di setiap wilayah sering mengadakan kejuaraan drag, seperti kejuaraan motor drag Bandung. Tidak pernah kekurangan peserta, bahkan penonton yang sekedar ingin tahu juga tidak kalah banyaknya. Karena arena yang diperlukan berupa jalur lurus, maka dari itu tidak sedikit arena yang bisa dijadikan ajang drag motor ini.
Beda di Bandung beda pula di Jakarta, di Jakarta lebih terkenal dengan motor drag Kemayoran, siapa yang tidak tahu wilayah ini, menjadi ciri khas balapan drag di Jakarta. Setiap wilayah memang memiliki aturan tersendiri. Asal tidak dilakukan secara ilegal dan mengutamakan keselamatan, kegiatan ini didukung secara positif.
Untuk motor drag Lampung yang banyak peminatnya, bahkan ada beberapa komunitas pencinta motor drag disini, balapan jenis ini juga sangat menarik perhatian pemuda setempat. Jika melihat motor drag pasti langsung mengenali karena memiliki ciri tersendiri.
Motor drag Palembang juga tidak mau kalah, setelah sering mengadakan kejuaraan bahkan sampai kejuaraan motor matic, tidak diragukan lagi jika penggemar drag disini tak sedikit, tak bisa dianggap remeh untuk wilayah lainnya.
Memang kejuaraan drag ilegal sering menjadi masalah dan juga memakan banyak korban jiwa, untuk itulah diperlukan sebuah kompetisi yang legal sebagai tempat menyalurkannya. Keamanan juga selalu menjadi faktor utama bagi pengendaranya, seperti helm, jaket dan celana juga sepatu.
Balapan jenis ini juga memerlukan seorang mekanik yang handal, tidak sembarang mekanik bisa memodifikasi motor menjadi motor drag yang sesuai dengan keinginan. Kemampuan mekanik menganalisa dan memodifikasi mesin motor merupakan faktor utama selain pengendara yang memang harus bisa menyesuaikan dengan kendaraannya. Maka tidak jarang seorang pembalap drag memiliki motor dan juga mekaniknya sendiri.

Kali ini drag bike kembali diselenggarakan di kota apel, malang. Lomba di dataran tinggi serta temperatur yang lebih dingin menjadikan motor memerlukan set up anyar. Mekanik-mekanik jawa tengah, terutama dari semarang tampaknya mampu beradaptasi dengan mudah, itu tampak dari motor yang dibawa pembalapnya membukukan waktu yang lebih cepat serta mulai banyak berubah. Tak mau kalah mekanik lokal dari malang tetap menjaga nama harum jawa timur, lewat pembalapnya Rizky Unyil mampu membukukan dua gelar juara. Ketatnya persaingan juga kembali memanas. Kali ini sang dragbiker nasional, Eko Chodox kembali ke jalur yang benar dan memborong tiga podium teratas, membuatnya tetap memegang gelar dragster handal. Berhubung adanya pembatasan kelas yang boleh diikuti setiap starter maka 3 buah piala no.1, serta 3 piala dari tiga besar podium sudah merupakan pencapaian cukup memuaskan. Namun ke depan ada kemungkinan sang maestro akan menyapu bersih semua gelar juara di tiap kelas yang ia ikuti. Kita tunggu saja
drag bike

JAKARTA (DP) Drag bike belakangan semakin trend. Jangan heran jika nanti akan semakin banyak event adu kecepatan sepeda motor di track lurus ini. Mendatangi sejumlah event drag bike tingkat nasional di sejumlah kota, Dapurpacu.com tergelitik menggali informasi seputar drag bike, sepeda motornya, berikut antusiasmenya. Ketika banyak balap liar di jalanan dengan sepeda motor drag, induk organisasi pecinta motor, Ikatan Motor Indonesia (IMI) pun mengagendakan event balap drag bike beberapa tahun silam. Dan tiga tahun belakangan, antusiasmenya semakin membumi. Jumlah peserta balap drag bike pun melonjak tajam dengan banyaknya tim yang ikut serta. Menurut Helmy Sungkar, promotor di sejumlah event drag bike, antusiasme mulai menunjukkan trend positif. Bahkan lima seri yang digelar selama 2010 dirasa kurang dan bisa jadi ditambah lebih banyak. Talenta pebalap drag bike di Indonesia memang semakin berkembang. Dengan banyaknya event, diharapkan balap liar yang notabene kurang aman bisa diarahkan ke jalur yang benar. Di sinilah ajang sesungguhnya kalau ingin adu cepat, kata Helmy kepada Dapurpacu.com di sela-sela event balap drag bike di Sentul, beberapa waktu lalu. Memang, seiring dengan semakin banyaknya pecinta balap sepeda motor drag, IMI Pusat harus terus menyosialisasikan soal peranti safety. Banyak kalangan menyebut meski sudah dilengkapi beberapa peralatan keselamatan di sekujur tubuh pebalap drag bike yang turun di lintasan resmi, masih banyak kekurangan yang memungkinkan pebalap mengalami celaka. Kalau di tim kami, soal safety itu lebih penting daripada gengsi. Mungkin banyak pebalap atau joki merasa risih pakai peralatan lengkap, tidak seperti ketika mereka main di trek liar. Namun kami selalu berusaha mematuhi peraturan, kata Johansyah, pemilik tim balap drag bike Nazar Bike dari Jakarta.
drag bike

JAKARTA (DP) – Di Indonesia, komunitas sepeda motor drag sendiri lahir dari balap jalanan. Jangan dipikir drag bike yang dipakai berspesifikasi besar, canggih, dan elegan seperti kebanyakan event drag bike di luar negeri. Bentukan sepeda motor drag (dragster) di sini lebih ke arah minimalis, atau boleh dibilang kerempeng dan minim perkakas. Cukup ‘tulang’ dan ‘jeroan’ saja. Menurut Harri Novrian, pemilik bengkel modifikasi drag bike di bilangan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sepeda motor drag di Indonesia memang mengadopsi aliran ‘bersih’. Artinya, sepeda motor yang dipakai drag bike haruslah sangat enteng. Sebisa mungkin tidak ada aksesoris yang nggak penting, ujarnya. Kuncinya, untuk membuat sepeda motor drag haruslah memiliki konsep chassis yang tepat. Jika chassis tidak asli tidak kompeten. Pemilik dan bengkel tidak segan untuk mendatangkan sasis baru meski harganya mahal. Satu chassis impor dari Jepang atau AS bisa berbanderol Rp 10-25 juta. Jika kurang enteng, pemilik siap melubangi chassis. Kaki-kaki yang enteng, mesin berspesifikasi balap, perubahan posisi duduk, setang jepit, hingga ban khusus drag adalah wajib hukumnya. Dengan pemangkasan ini, bobot dragster berkurang drastis. Jangan heran kalau penyusutan beratnya bisa mencapai 40-50%. Pokoknya harus ringan, tapi nggak mengangkat saat digeber. Itu yang sulit, beber Harri. Untuk proses ini, rata-rata bengkel membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan. Tak penting sebuah tampilan, yang jelas dragster harus menyandang predikat enteng. [dp/DON]
Sisi Lain Balap Motor Drag


SUARA knalpot sepeda motor yang mengganggu telinga meyeruak di tengah panasnya kota Bekasi akhir pekan lalu. Ratusan sepeda motor berjajar rapih dalam tenda-tenda yang didirikan disekitar kompleks perumahan. Salah satu akses jalan raya dalam perumahan itu pun ditutup.
Rupanya kelompok anak-anak muda tersebut akan bersiap mengadakan kontes adu kecepatan dalam trek lurus (drag bike). Motor-motor yang digunakan tampak asing, sebagian besar tidak memasang bodi motor. Bahkan, komponen sepeda motor lainnya seperti jok ditaruh seadanya saja.
Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap. Dua lintasan lurus sejauh seperempat mil digunakan untuk mengadu dua pebalap. Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis.
Sekilas mengenai sejarah drag bike di Indonesia, tidak seperti lomba motor lainnya seperti road race dan motorcross, kompetisi ini seperti ada dan tiada. Awal kemunculan balapan ini pada tahun 1995-an. Namun kurangnya event dan jenjang internasional membuat, gemerlap drag bike kembali redup.
Jarangnya event yang mengadakan ajang balap secara resmi, membuat sebagian penghobi balapan jenis ini turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar. Seperti yang dituturkan salah satu pelaku drag bike Dadan Priandana (31).
Menurutnya ajang balap jenis ini jarang sekali digelar, sementara persaingan gengsi antara pebalap liar drag bike semakin ramai. “Jarang drag race diselenggarakan di Bandung. Karena itu biasanya adu balap dilakukan di monumen perjuangan Bandung pada sore hari,” ujarnya.
Hingga dua tahun silam, drag bike mulai kembali ramai. Terlebih dengan masuknya tren baru drag bike kelas skuter matik (skutik). Begitu wabah skutik melanda, para pembalap liar dan pemodifikasi motorpun beralih pandangan.
Jika sebelumnya motor laki seperti Honda Tiger dan CB yang jadi basis andalan untuk terjun di kelas Free For All (FFA), dengan kemunculan skutik yang berbodi yang kecil, ringan dan bertenaga sangar ini spontan menjadi bintang untuk dijadikan pacuan.
Kapasitas mesin pun ditingkatkan, dari semula 125 cc menjadi 350 cc. Melihat perkembangan tren balap motor kelas matik ini, pihak penyelenggara optimis drag skutik banyak menuai peserta baru.
Puluhan juta pun rela digelontorkan penghobi balap ini, asalkan motornya jadi paling tercepat diantara para pesaingnya. seperti dilakukan Dadan untuk ‘mengorek’ (merombak mesin) Kawasaki Ninja miliknya, Dadan menghabiskan dana lebih dari Rp 10 juta. Sementara untuk skuter matik, dia bisa habiskan dana lebih dari Rp 20-30 juta.
Namun, permasalahan penghobi balap ini tidak sekedar wadah penyelenggaraan saja. Ini juga terkait dengan aturan penyelenggaraan dan jenjang prestasi internasional ajang drag bike ini bagi pebalap Indonesia.
*Unsur Keamanan Ditanggalkan*
Salah seorang pemerhati dan penyelenggara yang sering mengelar ajang ini, Sigit Widiyanto dari Flip Motoracing Division (FMD) mengatakan tata cara perlombaan yang dibuat Ikatan Motor Indonesia (IMI) masih rancu. “Drag motor ini memang belum mapan seperti drag mobil. Sehingga masih banyak tata aturan lomba yang harus diperbaiki,” katanya.
Salah satu aturan yang kurang tegas diberlakukan menurut pengamatan Torsimax adalah perihal perlengkapan keselamatan balapan. Pada suatu ajang drag bike di Bekasi, Minggu (4/4) lalu terlihat banyak peserta hanya menggunakan helm tanpa wearpack lengkap untuk balapan.
“Terpenting peserta pakai helm dan jaket tebal saja, karena resiko balapan ini kecil tidak seperti pada ajang road race,” tukas Sigit yang juga berperan sebagai Ketua penyelenggara ajang balapan itu.
Sementara dari pihak pabrikan nampak enggan serius turun mensponsori ajang ini, karena ajang ini dinilai jenjang prestasi pebalap drag tidak jelas di kelas internasional. Seperti dituturkan Ari Wibisono, Motorsport Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
“Kami (Yamaha Indonesia) sangat fokus membawa merah putih berkibardi dunia internasional. Tapi ajang drag bike jenjangnya ke internasional muter-muter dan terlalu jauh,” katanya.
Kesulitan itu akhirnya membuat pihak Yamaha hanya membantu bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan riset motor mereka untuk lebih cepat. Menurut penuturan Ari, Yamaha Indonesia juga sangat terbantu imej motor mereka, khususnya skutik mampu merajai kelas bergengsi drag bike di Indonesia.
“Walaupun kami tidak intens ke arah drag bike, tapi kami banyak membantu peserta ajang drag bike konsultasi atau mencari komponen drag yang mereka perlukan,” ungkapnya.
Suatu wadah untuk meminimalisir kegiatan balap drag bike liar, memang sungguh dibutuhkan. Tapi tanpa dukungan aturan, sponsor dan banyak pihak terkait, maka hasilnya akan sia-sia.

Minggu, 05 Oktober 2014

SEJARAH TERBENTUK NYA BUMI

Sejarah Terbentuknya Bumi | www.zonasiswa.comSejarah Terbentuknya Bumi - Bagaimana dan kapan sih sebenarnya bumi ini terbentuk? Pertanyaan tersebut pasti muncul di pikiran sobat ketika belajar tentang tata surya. Ya, mengenai hal bagaimana dan kapan bumi terbentuk serta perkembangan bumi itu sendiri masih diperdebatkan. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan menghadirkan sebuah artikel tentang sejarah terbentuknya bumi. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.

Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar. Bumi terbentuk ketika tata suraya ini juga terbentuk. Untuk melihat teori-teori tentang terciptanya tata suray, sobat bisa lihat di sini.

A. Teori Terbentuknya dan Perubahan Kulit Bumi

Kulit bumi dari waktu ke waktu mengalami perubahan, hal ini kemudian menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang, dan prediksi pada masa yang akan datang. Teori-teori mengenai terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempenglempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

B. Teori Pengukuran Umur Bumi

Berapakah umur bumi? Pengukuran umur bumi masih menjadi perdebatan. Karena teori-teori pengukuruan umur bumi memiliki hasil yang berbeda satu sama yang lain. Teori-teori pengukuruan umur bumi tersebut antara laih:

1. Teori Kadar Garam
Menurut teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut. Mula-mula laut merupakan air tawar, dengan adanya sirkulasi air maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa unsur garam. Keadaan semacam ini berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan diketahuinay kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam saat ini, maka dihasilakan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk kurang dari 1000 juta tahun yang lalu.

2. Teori Sedimen
Teori ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen tersebut, bumi terbentuk kurang dari lebih 500 juta tahun yang lalu.

3. Teori Termal
Menurut teori termal pengukuran umur bumi didasarkan pada suhu bumi. Mula-mula bumi merupakan batuan yang sangat panas dan lama kelamaan mendingin. Diketahuinya massa dan suhu bumi sekarang, ahli fisika Elfin dari Inggris memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi dingin memerlukan waktu kurang lebih 20.000 juta tahun.

4. Teori Radioaktif
Pengukuran umur bumi menurut teori radioaktif di dasarkan pada peluruhan unsur-unusr radioaktif. Dengan memperhatikan perbandingan antara kadar unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka dapat diukur umur suatu batuan. Berdasarkan teori ini diperkirakan umur bumi adalah 5-7 ribu juta tahun.

SEJARAH MANUSIA PURBA DIINDONESIA

Sejarah Manusia Purba
Indonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba. Ini artinya, Indonesia pada masanya pernah didiami oleh manusia purba. Kenyataan ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat penting bagi para ahli yang akan melakukan studi tentang manusia purba. Adapun tempat lain yang juga ditemukan fosil manusia purba yaitu Prancis, Jerman, Belgia, dan Cina.
Sejarah Manusia Purba di Indonesia
Faktor apakah yang membuat Indonesia menjadi tempat menarik untuk didiami oleh manusia purba? Kita tahu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung oleh alam. Jadi besar kemungkinan faktor utama yang menarik manusia purba untuk mendiami Indonesia adalah kesuburan tanahnya serta kekayaan akan faunanya. Sejak 10000 tahun yang lalu ras-ras manusia seperti yang kita kenal sekarang ada di Indonesia. Pada kala Holosin dikenal dua ras, yaitu ras Austromelanosoid dan ras mongoloid. Ras Austromelanosoid mempunyai ciri-ciri tubuh agak besar, tengkorak kecil, rahang kedepan, hidung lebar, alat pengunyah kuat. Ras mongoloid memiliki ciri-ciri tubuh lebih kecil, tengkorang sedang, muka lebar dan datar, hidung sedang. Temuan rangka manusia Pos Plestosin di pantai timur Sumatera Utara, gua-gua di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Sisa-sisa manusia di langsa tamiang dan binjai menunjukkan ciri-ciri austromelanosoid.
Dengan melihat keadaan di Sumatera Timur dan membandingkan dengan keadaan di pantai selat Malaka, manusia ini memakan bintang laut, kerang laut, dan ikan, disamping beberapa hewan darat, seperti babi dan badak. Manusia ini juga telah mengenal api, mengubur mayat, dan upacara tertentu. Pada saat bersamaan di gua lawa, sampung, ponorogo, didapati manusia yang termasuk ras Austromelanosoid. Mereka hidup dari binatang buruan, seperti kerbau, rusa, dan gajah.
Di flores, yaitu liang toge, liang momer, dan liang panas didapatkan sisa-sisa manusia yang menunjukkan ciri-ciri Austromelanooid. Di liang toge, flores barat manusianya diperkirakan hidupnya secara meramu dan berburu. Dari data tersebut maka populasi di Indonesia di kala Pos Plestosin: Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara didiami ras Austromelanosoid dengan sedikit unsur Mongoloid, tapi di Sulawesi selatan menunjukan ras mongoloid. Mungkin karena pengaruh mongoloid melalui Filipin – Kalimantan – Sulawesi.
Kehidupan praaksara di Indonesia dimulai sejak munculnya manusia purba. Berdasarkan banyaknya fosil purba yang ditemukan, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan tempat yang menarik bagi manusia purba untuk ditempati. Oleh karena itu, Indonesia menjadi sangat penting bagi para ilmuan yang akan meniliti keadaan dan kehidupan manusia purba. Jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, meliputi Meganthropus Palaejavanicus, Pitchecanthropus Erectus, dan Homo.
1. Meganthropus Palaejavanicus
Ukuran fisik manusia purba jenis ini serba besar dan bentuknya tegap. Nama Meganthropus Palaejavanicus berasal dari empat kata yaitu, Mega, Anthropus, dan Javanicus. Jadi Meganthropus Palaejavanicus ialah Von Koenigswald di sangiran, Surakarta pada tahun 1941.
2. Pitchecanthropus Erectus
Manusia purba jenis Pitchecanthropus Erectus banyak ditemukan di Indonesia nama Pitchecanthropus Erectus berasal dari 3 kata yaitu, pithecos, Anthropus, dan Erectus. Jadi Pitchecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil Pitchecanthropus Erectus ditemukan di desa Trinil, ngawi, jawa timur pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pitchecanthropus Erectus diperkirakan hidup antara 1-1,5 juta tahun yang lalu. Fosil ini sejenis juga ditemukan di desa jetis, mojokerto di lembah sungai brantas pada tahun 1936 oleh Van Konigswald. Oleh karena temuan tersebut berupa fosil anak-anak, Weidenreich menamakannya Pitchecanthropus Erectus. Adapun van koningswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis.
3. Homo
Hasil penelitian Van Koningswald menyimpulkan bahwa makhluk yang diberi nama homo ini memiliki tingkatan lebih tinggi dibanding Pitchecanthropus Erectus dan Meganthropus. Bahkan manusia purba jenis homo dapat dikatakan sebanding dengan manusia biasa. Di Indonesia ditemukan dua jenis fosil homo, yaitu Homo Soloensies dan Homo Wajakensis.
a. Homo soloensies
Nama Homo soloensies berarti manusia dari solo. Fosil ini ditemukan oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandongan, Lomba sungai bengawan solo antara tahun 1931-1934.
b. Homo Wajakensis
Nama Homo Wajakensis berarti manusia dari wajak. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa wajak, tulungagung pada tahun 1889. Berdasarkan penelitian, antara jenis Pithecanthropus dan Homo memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut.
Pitchecanthropus memiliki rumah tengkorak yang lebih kecil dibanding Homo, sehingga volume otaknya pun juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pitchecanthropus kurang dari seribu cc, sedangkan ruang tengkorak homo sapiens lebih dari 1000 cc.
Tulang kening Pitchecanthropus lebih menonjol kedepan.
Pitchecanthropus tidak berdagu, sedangkan homo berdagu.
tulang rahang dan gigi Pitchecanthropus lebih besar dan kuat dari pada tulang rahang gigi homo.